Minggu, 14 Februari 2010

Kalau Kamu Benar-Benar Mencintai Doi

Minggu, 14 Februari 2010
Semua orang pasti akan dan pernah merasakan yang namanya jatuh cinta, tetapi nggak semua orang yang menjalin cinta itu tidak tahu persis seberapa jauh sih kamu mencintai pacarmu saat ini. Jangan mengaku cinta mati kalau yang kamu lakukan hanya membuat doi sakit hati, marah, atau tersinggung. Jangan bilang cinta mati kalau Cuma di bibir saja tapi tindakanmu nol. Nah kalau mau dievaluasi, bagaimana sih sikap kamu terhadap si doi selama ini. Apakah kamu benar-benar mencintainya atau jangan-jangan Cuma memanfaatkan si doi. So, biar ga salah kaprah, simak deh indicator cinta sejati lewat poin-poin berikut ini.


Perhatian

Ups, yang satu ini poin mutlak yang harus ada pada hubungan kamu, kalo ga menemui poin ini ya mending bubar aja deh. Lha, gimana kamu bisa benar-benar mencintainya kalo perhatian aja gak pernah kamu berikan ke si doi. Asal kamu tau awal cinta kan dari perhatian. Banyak ko hal yang bisa kamu lakuin untuk nunjukin perhatian kamu ke si doi mulai dari hal yang kecil hingga hal-hal yang besar. Mulai menanyakan “lagi apa?”,” udaha makan pa belom? “ atau basa basi lain seperti itu. Itu menunjukkan bahwa kita benar-benar perhatian dan peduli banget sama si doi.

Kebahagiaannya Adalah Kebahagiaanmu
Kayaknya sudah jelas banget kata-kata di atas. Namanya juga cinta dan saying jadi apapun yang doi lakukan asalkan positif pasi gak akan kamu tentang. So, kalo itu bikin dia bahagia, tertawa, dan nyaman gak usah kamu larang. Yang penting memberikan kesempatan sama doi untuk meluapkan emosi dan ekspresi, itu udah jauh lebih dari cukup. Intinya kamu ngerasain apa yang doi rasain itu baru namanya cinta.

Beri Kebebasan
Kalau kamu benar-benar cinta sama si doi jangan pernah batasi kebebasannya, jangan pernah mengekangnya. Boleh sih itu kamu lakuin tapi dengan sewajarnya aja ya supaya doi tetap merasa nyaman. Kalau berlebihan bukan perhatian namanya melainkan pemaksaan. Hey, kehadiranmu bukan untuk membatasi kebebasannya bergaul, bukan pula untuk membatasi waktu doi untuk ngumpul ‘n jalan bareng ma temen se-gengnya. Inget lho, ada saatnya untuk berdua dengan si doi dan ada saatnya untuk kumpul bareng sama temen-temen yang lain.

Hargai Privasinya
Setiap orang punya privasi sendiri-sendiri sekalipun doi udah gak sendiri lagi, tetapi sebagai pribadi dia tetap punya hak dan privasinya sendiri. So, sebagai pacar yang baik kamu harus menghargai privasinya. Jangan pernah masuk ke wilayah pribadinya sebelum doi menghendaki, jangan mengorek-ngorek hal pribadinya dan jangan mencampuri urusan doi sebelum doi mempersilahkannya, bagaimanapun doi punya hak dan privasinya sendiri. Biarkan doi menikmati hidupnya sendiri tanpa diusik oleh siapapun juga. Ketika doi dihadapkan dalam suatu pilihan biarkan doi bebas memilih dan jangan mempengaruhinya. Maksudnya biarkan doi bebas untuk memilih, toh kalaupun doi meminta saran dari kamu cukup berikan pertimbangan kepada doi, tanpa harus memvonis ataupun memaksa doi mengambil suatu keputusan. Hey, biarkan dia memilih sesuka hatinya dan hargai setiap keputusan yang doi ambil. Biarkan doi belajar untuk mengambil keputusan dan belajar untuk menerima apapun resiko dari keputusan yang doi ambil.

Pendengar Yang Baik
Jadilah “tong sampah” buat doi, dengarkan semua keluh kesahnya. Jadilah pendengar yang baik buatnya, kalu bukan kamu , siapa lagi?. Gampang ko jadi pendengar yang baik, cukup pasang telinga lebar-lebar dan simak semua curahan hatinya. Ingat jangan pernah memotong pembicaraannya, jangan menyela ucapannya. Biarkan ia bercerita hingga selesai, setelah itu tanggapi ucapannya sesuai caramu sendiri. Oya, mendengar merupakan salah satu bentuk perhatian yang paling nyata.

Hargai Masa Lalunya
Setiap oranng pasti punya masa lalu, begitupun doi. Apapun dan bagaimanapun masa lalu doi yang pernah ia lewati jangan pernah mempermasalahkan. Ingat yang kamu adalah saat ini bukan masa lalu, so, untuk apa mempermasalahkannya lagi. Biarkan itu menjadi kenanganya sendiri, nggak harus dibagi kepada siapapun juga. Ya, kalaupun dia bercerita sekedar untuk tau saja gak lebih. Nggak perlu diungkit-ungkit lagi. Dengan kata lain terima doi apa adanya, persetan dengan masa lalau yang sudah lewat.





Disadur dari : Toilet Magazine





0 komentar:

Posting Komentar